"Eey om Djenol apa kabar? Lama tidak kontak ya," demikian Joey Suk menulis pesan kepada Sepakbolanda. Gelandang "box-to-box" ini ingin menyampaikan keinginannya bermain untuk timnas Indonesia. Melihat Stefano Lilipaly bertolak ke Indonesia untuk mengikuti pemusatan latihan timnas Indonesia, tampaknya gelandang Beerschot ini tertarik juga memperkuat Garuda.
"Siapa yang mengurusi naturalisasi sekarang ini?" lanjut Joey Suk mengenai orang yang bertanggungjawab dalam pengurusan paspor Indonesia. Setelah mengetahui nama Habil Marati, Suk kemudian menanyakan "Apakah bapak Habil bisa memungkinkan saya mengurusi administrasi dan mendapatkan paspor?"
Keinginan pemain terbaik Jupiler League triwulan akhir 2012, untuk membela timnas Garuda tidak pernah padam. "Saya selalu ingin bermain untuk Indonesia. Tapi pengurus sebelumnya tidak pernah berhasil membantu untuk membantu proses pengurusan paspor (naturalisasi red.)"
Tabrakan
Selama ini Joey Suk selalu menyampaikan keluh kesahnya kepada sepakbolanda dalam hal naturalisasi. Joey Suk pernah dipanggil untuk mengurus naturalisasi, namun momentum undangan ke Jakarta bertabrakan dengan kewajiban di klub Go Ahead Eagles.
Sebelumnya memang sudah dilakukan proses naturalisasi Joey Suk. Namun terhambat karena menurut Sepakbolanda, adanya simpang siur pihak PSSI yang berwenang, ketika terjadi pergantian kepengurusan di PSSI.
Awal proses naturalisasi dimulai dengan Iman Arif dari BTN lama. Ketika beralih ke pengurus PSSI baru, kontak dengan Joey Suk terputus. Joey Suk tidak faham bahwa Iman Arif sudah tidak mengurusi lagi naturalisasinya.
Tidak Ngerti
Dan Suk tidak tahu siapa orang baru yang berwenang. Anak Deventer ini, tidak memahami situasi di Indonesia. Dia kira pengurusan sepak bola di Indonesia sama dengan di Belanda. Ketum KNVB (Asosiasi Sepak bola Belanda) diganti, maka kebijakan serta fungsionarisnya tetap sama.Kalau di Indonesia, ketum PSSI ganti, ya ganti semua. Nah ini, Joey Suk tidak faham.
Menurut Sepakbolanda, sebaiknya sekarang melihat ke muka. Joey Suk mengatakan pula bahwa "Saya ingin kontak dengan pejabat baru (Habil Marati red.) Karena kalau saya tidak punya paspor Indonesia, bagaimana bisa berkontribusi untuk Indonesia?"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar