Social Icons

Pages

Kamis, 18 Oktober 2012

Tidak Berhasil di Belanda, Wattamaleo Coba Denmark


Kevin Wattamaleo pemain keturunan Maluku Belanda akhirnya mencoba menembus liga dua Denmark, Viborg FF. 


Kamis ini dia disinyalir muncul pada sesi latihan bersama tim asuhan Ove Christensen dan Soren Frederiksen di lapangan Kirkebækvej. Situs resmi Viborg FF menyebutkan bahwa pemain berusia 23 tahun ini dari Belanda. Tidak menyinggung sama sekali tentang latar belakang Malukunya, apa lagi Indonesianya. 

Sejak kontrak Wattamaleo berakhir pertengahan tahun 2012 di Excelsior, dia tidak punya klub lagi. Gagal mencari kontrak baru di tiga klub Belanda: AZ Alkmaar, AGOVV dan Go Ahead Eagles akhirnya dia mencoba ke luar negeri.


Semoga saja dia bisa meyakinkan staf Viborg FF dan segera menandatangani kontrak. Sayang sekali kalau dia harus diam menanti lama-lama tanpa klub. Kalau gagal di Denmark, masih ada peluang untuk mengadu nasib di liga leluhur Indonesia. Tenang aja, kan kalau jodoh tidak akan kemana-mana.  


"Pemain Darah Indonesia Kalah di Fisik"

Tadi pagi di tempat fitness bertemu bapak tua berusia 60 tahunan. Dia mengaku pernah 50 tahun aktif di dunia sepak bola. Sejak 1972 sampai 1990 menjadi pelatih sepak bola di klub amatir. Ia menilai "Secara fisik keturunan Indonesia mengalami kekuarangan."


Menurutnya pemain keturunan Indonesia dan Maluku di Belanda kalah saing dengan keturunan Surimane dan Belanda sendiri. Kalah di fisik. Ia menyandarkan pada jumlah minim pemain keturunan Indonesia yang bermain di liga tertinggi de Eredivisie. "Secara fisik keturunan Indonesia mengalami kekuarangan. Rata-rata terlalu kecil, dibandingkan dengan keturunan Suriname." 

Tahamata vs Rijkaard
Bapak yang belum sempat menyebutkan namanya itu membandingkan Giovanni van Bronckhorst dan Simon Tahamata (keturunan Maluku) dengan Ruud Gullit serta Frank Rijkaards (Suriname Belanda) pemain yang sama-sama menjangkau level internasional. "Mereka (Gio dan Simon red.) memang berkwalitas eksepsional, istimewa. Tapi secara rata-rata keturunan Indonesia kalah saing di fisik." 


Irfan dan Andik
Dalam bathin aku mengakui, mayoritas ukuran fisik orang Indonesia memang lebih kecil dari Victor Igbonefo. Tapi tidak bisa dipungkiri, bahwa aku panas juga ketika bangsaku dikecilkan begitu. Tidak mau kalah, aku bilang Irfan Bachdim kecil tapi jago di Indonesia. Andik Fermansyah kecil tapi diminati Valencia, Galaxy FC dan United FC. 

Bapak ini tidak merespon argumenku karena tidak mengenal Irfan dan Andik. Sangking kesal aku juga bilang bahwa dia tidak mengenal sepak bola moderen: "Irfan itu followers di Twitternya 3 juta, lebih banyak daripada Wesley Sneijder yang cuman satu juta lho." Dalam bathin aku bergumam: "Enak aja lu Belanda Gemblung, ..!"

Melihat aku mulai panas, dia tampak tidak nyaman lagi lama-lama berdiskusi dengan suporter Garuda Full di kamar ganti pakaian, pagi itu. "Eh sebentar pak ya, Lionel Messi kan juga kecil, dia jago. Indonesia juga bisa punya 100 Messi," kataku. 

Dia menjawab, "Memang Messi pendek, tapi secara fisik dia itu kekar dan berotot, cepat dan tidak mudah dijatuhkan." Itulah akhir perbincangan dan perkenalan dengan pak tua yang mengaku sudah 50 tahun berkecimpung di dunia sepak bola."Oke saya permisi dulu ya."

Aku ditinggal sendirian di kamar ganti, sambil berfikir, "Soal fisik itu sebenarnya bukan fenomena baru. Orang Indonesia memang tidak sebesar orang-orang Afrika dan Eropa. Tapi kalau dibanding dengan generasi kelahiran tahun 1960 an, maka generasi baru sekarang lebih besar dan lebih tinggi."

Bagiku kita tidak perlu jadi juara dunia cabang yang menuntut badan tinggi, Bola Voli dan Basket. Tapi mohon jangan patahkan keyakinan ku bahwa Garuda bisa jadi juara Asia!"

Senin, 15 Oktober 2012

Elroy Ingin Main di Gresik United


Sementara Kevin Wattamaleo sudah tiga kali gagal di klub di Belanda, Elroy van der Hooft sudah memutuskan untuk melamar ke Gresik United. Apakah Elroy akan lebih mujur?

Sepakbolanda menangkap berita kecil di media internet berbahasa Belanda yang menyebutkan mantan jebolan akademi Ajax Amsterdam, ADO Den Haag dan RKC Waalwijk itu akan mencoba unjuk kebolehan di liga Indonesia. Ia berharap bisa mendapatkan kontrak di Gresik United (GU)  yang sedang menyusun skuad baru jelang kompetisi anyar. 
Elroy yang biasa diposisikan sebagai penyerang itu sempat bermain di klub Yunani. Namun baru beberapa bulan di negeri olipiade itu ia sudah kembali ke Belanda dengan alasan tidak menerima gaji. 

Pemain kelahiran 20 April 1990 itu rencananya akan bertolak ke Indonesia, paroh November ini. Dalam wawancara Elroy mengatakan sudah cukup lama menanti. "Saya gembira ketika mendapat tawaran untuk bermain di Indonesia. Lama saya harus menunggu keberangkatan, konon karena ada masalah dengan asosiasi sepak bola Indonesia,” tutur Van der Hooft kepada VoetbalPrimeur.
Striker 22 tahun itu sebelumnya bermain di AO Xania Yunani “Ketika itu saya menandatangani kontrak dua tahun, tapi baru enam bulan saya sudah kembali ke Belanda, karena klub tidak mampu membayar gaji. Sejak Maret saya mencari petualangan baru, dan saya berharap bisa menemukan di Indonesia."
Sepakbolanda berharap semoga saja Elroy bisa menemukan klub yang cocok di Indonesia dalam suasana sepak bola yang kondusif dan semoga pula tidak mengalami masalah tunggakan gaji!

Go Ahead Pun Menolak Wattamaleo


Klub Liga Jupiler Belanda, Go Ahead Eagles pun tidak menawarkan kontrak pada Kevin Wattamaleo, pemain keturunan Maluku Belanda yang sejak Juni lalu tidak punya klub. "Mungkin nanti di transfer window musim dingin dia bisa kita panggil,'' ungkap Erik ten Hag pelatih Go Ahead.

Selama sepekan mantan pemain Feyenoord dan Excelsior Rotterdam itu menjalani masa percobaan di klubnya dua pemain keturunan Joey Suk dan Xander Houtkoop. Di Deventer, Kevin sempat mengikuti pertandingan persahabatan lawan HHC Hardenberg dan FC Utrecht. Walau demikian tetap saja tidak membuahkan kontrak bagi gelandang bertahan itu.
Upaya menemukan klub baru sudah tiga kali gagal. Sebelumnya dia sudah menjajal di AZ Alkmaar dan AGOVV, dengan hasil yang sama. Apakah ini menandakan Wattamaleo harus mencoba liga Indonesia. Agar bisa berkenalan dengan para suporter di negeri leluhurnya?


Langkah Lilipaly Gabung Garuda Terganjal Lagi

Stefano Lilipaly, pemain naturalisai paling jadi buah bibir belakangan ini. Pencinta sepak bola Indonesia berharap  geladang serang Almere City FC itu bisa bergabung dengan Irfan Bachdim dkk di Hanoi mengahadapi Vietnam. Tapi ketika Stefano semangat, Indonesia berharap, pihak klub tidak mengijinkan dia pergi lama-lama. Sepakbolanda mencari tahu alasannya.


Hal itu disampaikan Fano, panggilan akrab Stefano Lilipaly kepada Sepakbolanda.com. Lewat pesan singkat disebutkan bahwa saat itu Senin malam 15 Oktober 2012 waktu Belanda, Fano masih di Belanda dan tidak berada di Hanoi seperti sebutkan dalam beberapa pemberitaan.


"Wah tidak tahu darimana berita saya berada di Vietnam? Saat ini saya masih di Belanda. Saya sebenarnya ingin bergabung, tapi pihak klub tidak bisa melepas untuk waktu lama," jelas Stefano kepada sepakbolanda.com

Pergantian Pelatih
Sejak sepekan ini Almere City FC baru melakukan perombakan pelatih. Dua pekan sebelumnya pelatih utama Dick de Boer dipinggirkan karena prestasi yang mengecewakan. Menduduki posisi terbawah sementara di liga dua Jupiler League. Ia akhirnya digantikan Fred Grim pelatih rekomendasi partner klub Ajax Amsterdam. Pelatih kelahiran 17 Agustus 1965 ini adalah mantan kiper Ajax Amsterdam.

Stefano punya keyakinan pelatih baru ini akan mampu mengejar ketinggalan angka dari klub-klub pesaing. Pelatih baru mengungkapkan harapannya Lilipaly menjadi pemain pilar dan terus ikut latihan. "Dia pelatih yang berpengalaman dan memahami sepak bola. Dia mengatakan butuh saya dan tidak ingin saya pergi meninggalkan tim. Ya, sayang sekali tapi saya harus terima," akunya.

Alasan Kuat
Jawabannya mungkin untuk saat ini sudah jelas, seingin apapun Lilipaly dan PSSI, untuk memperkuat tim Garuda, tapi masih ada pihak ketiga, yaitu klub. Klub secara resmi adalah pemilik pemain, dan berhak untuk menahan pemain pergi untuk timnas, dengan alasan kuat. Pemain dibutuhkan untuk membantu klub berjuang keluar dari zona degradasi. Lagi-lagi kesabaran para suporter diuji.





Rabu, 10 Oktober 2012

Wattamaleo, Gelandang Bagus Tapi Tanpa Klub


Kevin Wattamaleo mengadu nasib di Go Ahead Eagles. Sudah sejak akhir musim lalu pemain keturunan Maluku ini tidak punya klub lagi. Musim lalu dia terakhir tampil bersama Excelsior di liga tertinggi Belanda, de Eredivisie. 


Seharusnya dengan kwalitas dan pengalamannya, gelandang bertahan kelahiran 25 Januari 1989 itu tidak kesulitan menemukan klub baru. Termasuk klub ISL atau IPL seharusnya bisa memanfaatkan kemampuannya.

Tapi tampaknya nasib menentukan lain. Sejak 9 Oktober ini dia menjajal klub Eerste Divisie, liga Dua yang juga di perkuat dua pemain keturunan Joey Suk dan Xander Houtkoop. Sebelumnya Kevin juga sudah menjajal di AZ Alkmaar dan AGOVV tapi tidak berhasil mendapatkan kontrak.

Dalam sepekan ini hasilnya akan ketahuan apakah Kevin bisa bertahan di Deventer. Kalau hasilnya positif maka Go Head Eagles menjadi klub kedua Belanda yang menampung minimal tiga pemain keturunan.

Terbanyak di Almere City FC dengan empat pemain keturunan di tim utamanya: Charles Dissels, Jason Oost, Leroy Resodihardjo dan Stefano Lilipaly.  

Kevin Wattamaleo mengawali karir profesional tahun 2008 di Feyenoord. Tapi di Rotterdam, dia hanya bermain empat kali di tim utama. Ia kemudian pidah ke Excelsior dan bermain 63 kali sepanjang tiga musim.

Jika gagal, maka tidak ada salahnya, bahkan mungkin akan menjadi keputusan yang melegakan, untuk bisa bermain di liga Indonesia yang sudah mulai tertata dengan baik itu.

Sabtu, 06 Oktober 2012

Bakrie Dekat Dengan Timnas Belgia


Sebagai pemilik klub liga dua, CS Visé, keluarga Bakrie sudah tentu punya talian dengan Belgia. Di negeri berpenduduk 11 juta jiwa itu, Aga Bakrie putra Nirwan Darmawan Bakrie menjadi direktur utama klub liga dua di Walonia, wilayah berbahasa Prancis.

Sepakbolanda tidak melihat Bakrie ingin menjadi Perdana Menteri Belgia. Sepakbolanda juga tidak menemukan ikatan darah Aga Bakrie dengan Raja Albert II, tapi mensinyalir ada ikatan profesional klub CS Visé dengan timnas Belgia saat ini. 

Sejauh mana Aga Bakrie dekat dengan Axel Witsel, Thomas Vemaelen, Kevin Mirallas atau Radja Nainggolan? Sepakbolanda mencoba mencari kaitannya.


Marc Wilmots
Tidak ada bukti keluarga Bakrie menjadi penyumbang dana bagi timnas Belgia, bukan itu. Ikatan ini murni profesional, klub CS Visé atau dalam bahasan Belandanya, Wezet memiliki akademi sepak bola yang cukup baik. 


Pada 24 Juni 2012 lalu, CS Visé meluncurkan berita tentang jabatan rangkap Marc Wilmots. Yang ketika itu baru dua pekan (6 Juni 2012) diangkat menjadi pelatih timnas Belgia, sampai Piala Dunia Brasil 2014. Selain sebagai pelatih timnas, ia disebutkan juga akan menjadi salah satu dari tiga pelatih tim U-16 di akademi sepak bola milik Bakrie itu.
  
Pemain Muda
Marc Wilmots bahkan dikutip berbagai media Belgia menyampaikan alasan memilih jabatan ekstra di klub liga dua. "Di sini kita bisa bekerja dengan baik dan klub memiliki infrastruktur yang tertata." Wilmots menambahkan "Tentu saja saya sibuk dengan tugas-tugas sebagai pelatih timnas, tetapi di waktu luang dengan senang hati bisa melatih para pemain muda."

Putra-putra
Ungkapan itu kesannya memang sangat "WOW." Pelatih yang biasa gaul dengan bintang-bintang dunia seperti Eden Hazard, Vincent Kompany, Axel Witsel, Jan Vertonghen dll, masih mau juga melatih akademi menengah di kota kecil. Sepakbolanda menduga ada alasan lain, dan memang ternyata dua putra Wilmots bermain di tim junior Klub Biru Berlambang Angsa itu.

Namun demikian berita tentang jabatan rangkap Marc Wilmots itu tidak berumur lama. Sebab sehari kemudian pada 25 Juni 2012 muncul berita baru lagi yang melemahkan kabar sebelumnya. "Berbeda dengan pemberitaan kemarin, Marc Wilmots tidak akan menjadi pelatih tim U16 di klub liga dua, CS Visé (Wezet). Ia hanya akan menjadi penasihat saja," demikian berita pers dari asosiasi sepak bola Belgia, KBVB. 

Tiga Kebaikan
Berita ini memang sempat bikin simpang siur, tetapi Sepakbolanda melihat minimal ada tiga hal penting bagi Indonesia. 

  1. Pertama keluarga Bakrie memiliki akademi sepak bola yang bagus untuk ukuran Indonesia dan lumayan ukuran Eropa. Terbukti Marc Wilmots, pelatih timnas Belgia saja mau menyekolahkan putra-putranya disana. Tidak mungkin lah kalau itu akademi jeblok. 
  2. Dan kalau ini memang akademi yang mumpuni, maka bisa menjadi laboratorium dan tempat magang para pemain berbakat Indonesia. Apalagi sekarang di era geliat pembibitan sudah menjadi kredo asosiasi sepak bola Indonesia. 
  3. Yang terakhir. Kalau ikatan dengan Marc Wilmots sudah baik begini, tidak heran kalau pasca Piala Dunia Brasil 2014, dengan pengalamannya yang mantap ini bisa membuka jalan ke Indonesia. Mendatangkan timnas Setan Merah, julukan Belgia melawat Indonesia.

Atau kalau mau lebih meliarkan impian;  Kita jadikan Marc Wilmots sebagai pelatih timnas Indonesia! Itu akan mantap dan cihui, kalau KISRUH di Tanah Air sudah diatasi. Sepak bola bisa sehat lagi dan Garuda sudah kekar kembali siap mencengram Macan Malaya! 

Terkait: Perdana Live di Indonesia, CS Visè Kalah

Jumat, 05 Oktober 2012

Keziah Veendorp dan Ezra Walian, Keturunan di Timnas Belanda


Keziah Veendorp

Ezra Walian dan Keziah Veendorp, dua pemain muda keturunan Maluku dan Indonesia yang terseleksi untuk timnas Belanda, U16. Nuansa Indonesia di timnas muda Belanda.

Ezra striker berbakat dari akademi Ajax itu mencuat sejak menjadi pencetak gol terbanyak pada turnamen Lion City di Singapura 2012 lalu. Sementara Keziah Veendorp dikenal sebagai defender tangguh di akademi Groningen Belanda Utara. Dari garis ibu, Keziah berasal dari keluarga Latupeirissa yang berakar di Maluku. 


Ezra Walian

Ezra dan Keziah akan menjalani pemusatan latihan selama tiga hari bersama timnas Belanda, U16 asuhan pelatih Ruud Dokter. Pada 8, 9 dan 10 Oktober ini mereka akan berlatih di kawasan nyaman Doorwerth dekat Arnhem. Di kawasan ini pula timnas Indonesia U23 pernah menjalani latih tanding lawan U21 Belanda pada 2006.





Berikut ini nama pemain U16 Oranje yang terseleksi:


Ajax Amsterdam:


  • Joost Meendering,
  • Leon Bergsma,
  • Mauro Savastano,
  • Abdelhak Nouri,
  • Vince Gino Dekker,
  • Ezra Walian


FC Twente:

  • Frans van Oldeniel,
  • Hidde ter Avest

PSV Eindhoven

  • Yanick van Osch,
  • Martijn Berden,
  • Dani van der Moot

Mitchell Zwartepoorte (NEC/FC Oss),

SPARTA Rotterdam

  • Robin Boot,
  • Jeffrey Neral,
  • Laros Duarte

RJO Feyenoord/Excelsior

  • Melvin Kingsale,
  • Bert Koomen,
  • Calvin Verdonk,
  • Danny van Haaren,
  • Gustavo Hamer,
  • Rick van der Meer,
  • Jari Schuurman Klaveren,
  • Marlon Slabbekoorn,

  • Keziah Veendorp (RVO FC Groningen/Cambuur)


Vitesse/AGOVV

  • Leeroy Schorea,
  • Sven van Doorm,

RJO Willem II/RKC

  • Louisben Jagt,
  • Frenkie de Jong,

ADO Den Haag

  • Segun Owobowale,
  • Jan Verduijn

  • Michael Brey (AZ)
  • Anthony Berenstein (FC Utrecht).

John Hetinga Siap Bersaing di Everton dan Oranje


Pemain keturunan Indonesia, John Heitinga pernah mendapat tawaran main di liga Turki tapi dia memilih bertahan di Inggris. Sekalipun di Inggris dia tidak selalu jadi pemain line-up. Lewat Twitter, Johny menulis 'Saya bisa pindah ke Fenerbahçe, tetapi saya pilih bersaing di Everton'

Sejak jeda musim panas, posisi pemain keturunan Indonesia itu tidak pasti di starting 11 di Everton. Tapi kerja kerasnya tampaknya berbuah manis, dua pertandingan belakangan dia mulai muncul di line-up dan klubnya Everton saat ini mengejutkan menduduki urutan sementara di posisi dua  di Premier League.


Ditanya tentang posisinya di Everton, Johny mengatakan bahwa struktur ini memang sudah sering terjadi. Sepanjang tiga musim main di Everton, di awal setiap kompetisi pelatihnya memilih pemain lain di posisi bek. “Tapi sejalan dengan kompetisi, biasanya saya mendapat kepercayaan dari pelatih.”

Sebenarnya Heitinga tidak pernah cemas dengan posisinya di Everton. “Sebab klub kami, memiliki jumlah pemain paling sedikit di Premier League.” 


Bicara mengenai posisinya di timnas Belanda, Johny pun tidak khawatir. Ia mengatakan bahwa coach timnas (Louis van Gaal) memilih 23 pemain dan memberikan kesempatan kepada semua pemain untuk mendapat tempat di tim utama. “Tim yang tampil di Euro 2012 mendapat saingan dari pemain-pemain baru, itu bagus. Dan saya siap untuk bersaing.” Sumber: Parool.nl


Terkait:

 
Blogger Templates