Social Icons

Pages

Jumat, 20 Juli 2012

Dilema Ramadan Timnas Maroko Jelang Olimpiade

John Barns

Kesebelasan nasional U23 Maroko sedang di Belanda dalam rangka persiapan Olimpiade di London. Pim Verbeek, pelatih Belanda yang menangani timnas negeri muslim ini bingung karena 16 dari 22 pemainnya berpuasa. Baginya puasa akan menghambat prestasi. Apakah benar puasa berpengaruh pada prestasi olah raga?


Untuk pertama kali dalam 30 tahun Olimpiade Musim Panas jatuh di bulan Ramadan, sehingga banyak atlit yang berasal dari negara mayoritas islam berpuasa ketika sedang bersaing meraih medali emas. Jadi 3000 dari seluruhnya 14 peserta harus memilih antara: 
  • Berpuasa, perintah agama sebagai bukti ketaatan pada Tuhan
  • versus
  • Tidak puasa, demi prestasi meraih medali emas di ajang terbesar dunia.

Dilema
Dilema itu dialami kesebalasan nasional Maroko. Menjelang laga di London mereka melakukan persiapan di Hoenderloo Belanda. Di hari pertama puasa Ramadan, Jum'at 20 Juli lalu, hanya enam pemain sepak bola yang muncul di lapangan dalam sesi latihan. 16 lainnya mangkir dengan alasan sedang berpuasa. 


Sudah Dua Tahun
Situasi ini menyulitkan tim teknis dalam upaya menempa timnya tampil maksimal di London. Pim Verbeek, pelatih Belanda menyayangkan kalau sampai persiapan yang sudah berjalan dua tahun, kandas karena mayoritas pemain tidak bisa tampil optimal.
 "16 jam tidak makan dan minum, tidak baik untuk olah ragawan yang harus menggunakan enerji secara maksimal. Kecepatan menurun, kekuatan mengendur, sehingga bisa menimbulkan cedera," demikian keluh tim teknis Belanda.

Sementara itu Nordin Amrabat, striker timnas Maroko menilai tidak punya alasan bagi seorang muslim (pria rd.) untuk tidak berpuasa. "Setahu saya puasa itu wajib bagi semua muslim dewasa. Kecuali dia sedang dalam perjalanan. Saya muslim, jadi harus berpuasa." 

Nordin Amrabat
Tidak Masalah
Amrabat (Keyserispor Turki) lahir di Naarden Belanda 31 Maret 1987. Dia mantan pemain Almere City, VVV Venlo dan PSV Eindhoven, tidak mempermasalahkan puasa. "Ah bagi kami tidak masalah. Paling power sedikit berkurang, tapi motivasi tetap tinggi, Sehingga prestasi tetap bisa maksimal," ungkapnya kepada media Belanda, NOS.


Staf teknis yang memantau dengan seksama kondisi fisik para pemain sepak bola Maroko ini, akan berusaya meyakinkan pemain untuk menganbil dispensasi, bocorkan puasa untuk prestasi yang lebih baik di olimpiade.


Maroko sudah harus tampil di pertandingan pertama Grup D. 26 Juli lawan Honduras. Berikut pembagian grup. Kita ikuti saja apakah benar puasa berpengaruh pada prestasi.
 
Group A: Britania Raya (A1), Senegal (A2), Uni Arab Emirat (A3), Uruguay (A4)
Group B: Meksiko (B1), Korena Selatan (B2), Gabon (B3), Swiss (B4)
Group C: Brazil (C1), Mesir (C2), Belarusia (C3), Selandia Baru (C4)
Group D: Spain (D1), Japan (D2), Honduras (D3), Morocco (D4)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates