Ketika Indonesia menelan kekalahan menyakitkan dari Bahrain pada pertandingan terakhir kwalifikasi grup E zona Asia, Direktur Teknis PSSI, Wim Rijsbergen berada di Brunei.
Demikian pelatih asal Leiden Belanda itu kepada agennya "SportPromotion." Pada 29 Februari itu, Wim mengatakan sedang menghadiri Turnamen Hassanal Bolkiah di Brunia pada 29 Februari itu. "Turnamen Internasional U21. Kelompok usia ini sebenarnya tugas utama saya. Kami ingin melihat kinerja staf teknis dan membangun turnamen."
Dengan pengalaman di Brunei ini Wim akan menerapkan di Indonesia. "Pengalaman di Brunia ini, akan menjadi bahan pengembangan di Indonesia. Jadi ketika timnas utama main di Bahrain, saya sedang di Brunei."
Menanggapi hasil mengejutkan 10-0 di Manama Bahrain, Rijsbergen menyatakan tidak terkejut. "Hasil 10-0 ini tidak membuat saya kaget. Pemain-pemain terbaik Indonesia berlaga di kompetisi ilegal. Jadi kami tidak bisa menyeleksinya untuk timnas."
Dalam tulisan itu Wim mengatakan bahwa PSSI akhirnya memilih tim U23, runner-up Sea Games. "Jadi asosiasi (PSSI red.) mengirimkan seleksi U23 ke Bahrain. Tim ini adalah juara dua pada Sea Games, semacam Olimpiade Asia."
"Ditambah lagi kiper kami dikartumerah, di menit kedua. Selain itu kami kena empat kali pinalti, dua masih tertahan. Mmm kalau begitu, ya tidak heran menelan kekalahan besar begini," kata Rijsbergen.
Menanggapi rencana FIFA melakukan penyidikan atas hasil yang tidak lumrah ini, Wim tidak gentar."Silakan saja mereka (FIFA red.) melakukan penyidikan. Kalau menemukan bukti, langsung tindak."
Wim menyatakan bahwa di masa silam memang terjadi semacam itu di Indonesia. "Mungkin kalau melihat kejadian masa lalu di Indonesia, bisa menduga yang macam-macam. Di kompetisi terdahulu terjadi kasus korupsi. Tapi yang sekarang ini, untung saja sudah ada gerakan yang berupaya memerangi kasus pengaturan skor. Tapi proses ini butuh waktu.''
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar