Social Icons

Pages

Jumat, 01 Desember 2006

Masih Maukah Irfan Main Untuk Merah Putih?

Berita bahwa Irfan Bachdim menolak ikut lagi dalam timnas PSSI U-23 telah menimbulkan banyak tanda tanya, buat kita mencinta bola Indonesia.


Segalanya menjadi jelas setelah mengunjungi Irfan di rumah ortunya di Mijdrecht. Aku mulai memahami duduk perkara ungkapan itu ketika mendengar langsung dari mulut Irfan sendiri. 

Ungkapan yang meluncur itu berkaitan dengan emosi yang muncul karena dia merasa kecewa harus membaca “pencoretan” dirinya dari seleksi PSSI U-23 yang berangkat ke Qatar, lewat internet. Ketika dalam kondisi kecewa berat itulah ungkapan tidak mau lagi main untuk Indonesia, itu keluar dari mulut remaja berukuran tubuh 172 cm itu.


“Saya tidak mendengar langsung dari pihak PSSI atau Staf Teknis tentang tidak jadi ke Qatar. Kenapa saya harus membacanya lewat internet? Karena emosi, saya mengatakan bahwa kalau caranya begitu ngapain juga aku membela Indonesia,” tutur Irfan.

“Menarikdiri” dari peranserta untuk sepak bola Indonesia diungkapkan semata karena emosi akibat kekecewaan yang luar biasa.


BanggaSetelah itu ia menyesali:”Sejatinya saya harus bangga untuk bisa memperkuat Indonesia.”Sikap “mutung” itu lenyap kembali seperti salju yang diterpa terik mentari, ketika ia mendapat penjelasan dari seorang asisten pelatih Foppe de Haan. Orang dekat Foppe ini menjelaskan duduk perkaranya kepada Irfan dalam perbincangan yang akrab.

Lewat orang inilah Irfan untuk pertama kali mengetahui duduk perkara sebenarnya mengapa dia dicoret dari skuad yang ke Qatar. Dipaparkan bahwa ketika PSSI harus memasukkan daftar nama ke Asian Games di awal Oktober 2006, Irfan ditempatkan di posisi ke 21 karena kondisinya waktu itu masih belum pulih sepenuhnya dari cedera enkel.



Setelah mendapat penjelasan itu maka Irfan pun tidak lama lagi menyandang rasa “mutung” dan kecewa. “Sayang sekali, karena ini adalah kesempatan emas untuk bisa berbuat sesuatu untuk negara. Tapi saya bisa memahami keputusan itu, karena memang saya sedang cedera ketika daftar pemain harus dimasukkan. Mereka (PSSI dan tim teknis) memilih aman. Saya rasa ada dua kemungkinan satu sisi mereka memilih aman, dan di sisi lain itu sangat sayang sekali.” demikian penuturan Irfan.


JawabanKedua orang tua Irfan bangga bila menyaksikan Irfan gembira, tidak masalah dalam hal apa saja. Sejauh ini Irfan sudah dua kali pergi ke Indonesia, dan dia merasa masih ingin membela Indonesia. Dia tidak patah semangat. “Saya masih 18 tahun dan dua tahun lagi umur saya masih 20 tahun. Siapa tahu dua tahun lagi saya bisa bergabung lagi dengan timnas U-23 dalam turnamen besar lainnya,” demikian ungkap Irfan seraya menerawang langit-langit.


Perbincangan sore indah yang memberi titik terang akan pertanyaan besar:
Apakah Irfan tidak mau lagi main untuk Indonesia? Jawaban Irfan “Setiap saat Indonesia memerlukan, saya akan datang.” djenol

Senin, 27 November 2006

Robin van Persie Jadi Bapak


Robin van Persie pemain muda timnas Belanda (22 thn), tidak bisa memperkuat Oranje dalam pertandingan persahabatan lawan Inggris, Rabu 15 November 2006.
Tadinya aku nggak tahu kenapa kok Van Persie enggak main. Padahal ia enggak cedera dan sangat dibutuhkan banget untuk Oranje. Apalagi ketika tim asuhan Marco van Basten itu enggak bisa juga mematahkan pertahanan Ashley Cole dkk. Apakah Van Basten uring-uringan lagi, pikirku.. sehingga Van Persi harus didepak dari seleksi. Atau barangkali Robin terlibat aksi "goblok" di luar lapangan seperti ketika tersangkut tindak maksa cewek di hotel.




Aku menjadi lega setelah tahu alasan sesungguhnya.... Ternyata Robin emang harus nungguin sang istri, Bouchraa yang etnik Maroko itu sedang menantikan kelahiran sang buah hati. Betul saja.. pada Kamis dini hari di London, si jabang bayi laki-laki itu lahir di rumah sakit London. Orok sehat itu diberi nama Shaqueel. Orang-orang di Belanda agak bingung, senang dan juga heran dari mana nama Shaqueel itu diambil? Karena itu bukan nama Belanda dan juga bukan nama Maroko.


Aku ingat dulu waktu kecil suka sarungan nonton wayang. Kalau orang Jawa mengenal tokoh pewayangan yang namanya mirip Chakeel. Itu orang Astina yang selalu ditabokin sama Arjuna! Pasti saja Shaqueel dan Chakeel itu berbeda. ET

Selasa, 21 November 2006

Donovan Gelap Soal Bola Indonesia



Donovan Partosoebroto, kiper handal di Ajax junior.


Dia enggak tahu banyak soal sepakbola Indonesia. Dia enggak tahu kalau U-23 yang lagi perang di Qatar, dia enggak tahu kalau di Indonesia bola itu olah raga yang digemari orang.

Dia sering ke Indonesia liburan. Dia bilang katanya kalau ke Indonesia tidak melihat ada lapangan bola atau klub bola. Sekali pernah waktu umur 8 tahun diajak ibunya yang penggila bola itu, nonton pertandingan bola di stadio gede di Jawa Timur. Langsung kapok..kapok..
"Ma.. kita pulang yuk.. aku kasihan sama wasit yang dilempari oleh penonton dan didorong-dorong sama pemain.. kan itu enggak boleh dan kasihan pak wasit.."


Trus belakangan ini dia melihat remaja di Tanah Air pada nongkrongnya di mall-mall dan pujasera. Mereka bukan pada maen bola tapi malah sibuk dengan jempol tangan mijitin HP. SMS an mungkin maksudnya..
Kalau Donovan sendiri boro-boro. Dia memang enggak ada waktu buat itu semua, enam hari seminggu isinya cuman latihan-latihan dan kompetisi sama Ajax. Dia ini line kiper yang handal, refleksnya oke banget. Kata ibunya hidupnya hanya untuk bola, dia tidak bisa membayangkan untuk nyari kerja lain selain menggeluti sepakbola. Desember ini dia ke Jepang bersama tim Ajaxnya ikut turnamen.


Satu lagi, Radja Nainggolan yang di Itali itu dia di lini depan. Kata mantan pelatihnya, termasuk Simon Tahamata, dia posturnya enggak besar, tapi kalau sudah menguasai bola seperti Speedy Gonzales, sulit di hadang! Dia juga gelap banget soal bola Indonesia. Ke Indonesia aja belum pernah.


Mereka ini memang punya porsi latihannya banyak dan enggak manusiawi menurut ukuran adik-adik kita di Indonesia. Aku yakin di Indonesia banyak bakat yang mampu menandingi mereka-mereka ini. 



Lalu bagaimana sekarang untuk menggugah minat mereka tentang bola Indonesia dan bagaimana remaja di Tanah Air bisa terrangsang berbondong2 turun ke lapangan dan tendang-tendang bola. Mana lapangannya? Mana bolanya? Mana sosok contohnya? Itu semua PR yang harus digarap. ET-djenolgoal

Jumat, 17 November 2006

Irfan Memang Apes


Setelah memamerkan paspornya, Irfan pun melanjutkan cerita....


Mensyukuri
Ia mengatakan sangat bangga dengan ke-Indonesianya. Makanya ketika mendapat undangan untuk berlatih bersama dengan timnas yang sedang magang di Belanda itu, ia tidak butuh waktu lama untuk berfikir dan mengiyakannya. Kesempatan seminggu berlatih bersama dengan Timnas U-23, merupakan saat yang sangat dia syukuri. Dia bisa berkenalan dengan para rekan anggota timnas. Dan juga belajar dari pelatih ulung Foppe de Haan dan Harrie Sinkgraven.


Syarat Foppe
Sebelum Irfan diundang untuk latihan bersama itu pelatih maneger Foppe de Haan dalam perbincangan langsung dengan Irfan mengkaitkan syarat bahwa, "Kalau kemampuan kamu (Irfan) hanya sepadan dengan rata-rata pemain timnas Indonesia itu saja, maka kami tidak memerlukan kamu untuk ke Qatar. Kami hanya mencari yang memiliki kwalitas tim 11 inti," kata Foppe.


Bobby Satria
Meskipun awalnya pemuda kelahiran 11 Agustus 1988 itu agak sulit berkomunikasi dengan kawan-kawan U-23 karena Irfan tidak fasih berbahasa Indonesia dan kebanyakan rekannya tidak berbahasa Inggris. Awalnya dirasakan agak canggung bergaul bersama rekan timnas U-23 yang rata-rata lebih tua usaianya. Namun atas bantuan Bobby Satria, setelah dua hari Irfan bisa berkomunikasi dan berkelakar dengan yang lain. Irfan merasa disambut dengan baik. Selama seminggu itu dia tidur satu kamar dengan Bobby, pemain yang paling fasih menguasai bahasa Inggris.


Dinilai Bagus
Setelah latihan bersama seminggu itu, Foppe dalam pembicaraan kemudian, mengatakan bahwa Irfan bermain bagus dan layak masuk 11 besar untuk mempersiapkan ikut ke Qatar. Tapi.. tapi .. . justru saat itulah .. nasib malang menimpa.. Irfan.


Cedera
Dalam pertandingan kompetisi dengan tim nya di Junior A1, enkel kanannya disambar tackle lawan. Sehingga ia mengalami cedera cukup parah. Dokter di rumah sakit menduga ia butuh masa pemulihan selama enam minggu. Dengan kemauan yang keras, akhirnya Irfan mampu sembuh dalam tiga pekan, meskipun belum sepenuhnya.


Masih Bengkak
Terbukti ketika ditemui Rabu 15 November itu, ia menunjukkan enkelnya yang masih tampak agak bengkak. Menurut Irfan, ia masih butuh band untuk membelit kakinya agar bisa bermain all-out di kompetisi bersama Utrecht. Jadi memang cederanya itu sebenarnya butuh waktu pemulihan sekitar 6 minggu. djenol - div

Kamis, 16 November 2006

Irfan Pegang Paspor RI


Rabu 14 November 2006 lalu, seperti yang direncanakan, aku berkunjung ke rumah Irfan Bachdim di Mijdrecht kota kecil antara Amsterdam dan Utrecht.

Dia sendirian di rumah ortunya sore itu, dan menyambut kedatanganku dengan sangat ramah dan polos. Setelah menyeruput teh panas, kita berbincang santai.



Aku datang membawa pertanyaan:
Mengapa dia di Mijdrecht, sementara timnas U-23 di Qatar?
Benarkah dia enggak mau lagi maen untuk Merah Putih?
Jawabannya akan disusulkan dalam posting berikutnya.


Satu hal yang sudah pasti, dia urung pergi membela RI ke Qatar bukan karena alasan paspor. Irfan Bachdim Lahir di Amsterdam Tapi Masih Pegang Paspor Indonesia. ET

Kamis, 21 September 2006

Tugas Berat Foppe de Haan



Foppe de Haan adalah pelatih kondang yang mengantarkan tim muda Belanda, Jong Oranje mengukir sejarah dengan merebut gelar juara Eropa 2006. Selain ini pelatih kelahiran 26 Juni 1943 ini adalah pemegang rekor sebagai pelatih terlama di Liga Utama Belanda. Melatih SC Herenveen selama 19 tahun (1985-2004). Ia menonjol dengan karakter kebapakan, pandai menganalisa dan piawai menyederhanakan masalah-masalah sulit.

Ketika dimintai pendapat tentang perbandingan tim Jong Oranje yang sukses di Eropa itu dengan tim PSSI U23 yang sekarang dia latih, Foppe mengatakan bahwa kalau memberi pengarahan kepada tim Jong Oranje selama setengah jam, maka untuk penjelasan yang sama kepada tinmas PSSI U23 dia butuh waktu sebulan.

Itu bukan masalah bagi Foppe, karena ia sadar dilatarbelakangi oleh lingkungan dan budaya sepakbola yang berbeda. Ia mencontohkan perbedaan pandang antara Belanda dan Indonesia terhadap olah raga sepakbola. Tentunya pemain muda di Indonesia mendapatkan contoh dari kompetisi dan persepakbolaan yang ada di Indonesia. Bentuk sepakbola dan perhatian akan sepakbola yang mereka dapatkan dan yang biasa mereka saksikan di kompetisi di Indonesia, porsinya masih belum sebanyak seperti di Belanda.

Jadi selama di Belanda ini pasukan muda Indonesia diberi juga tontonan langsung pertandingan-pertandingan sepakbola di Belanda. Tim PSSI ini diajak menyaksikan langsung pertandingan di stadio: Belanda-Bela Rusia, SC Herenveen, Ajax, Groningen dan menyaksikan tim-tim top Belanda lainnya. Dengan tujuan memberikan gambaran lain tentang sepakbola. Di samping latar belakang juga masih ada kendala lain yaitu bahasa. Tidak semua pemain menguasai bahasa Inggris, sehingga penjelasan Foppe dalam bahasa Inggris dialih bahasakan oleh Bambang Nurdiansyah, pelatih asisten yang fasih berbahasa Inggris. Jadi itu adalah proses pelatihan yang membutuhkan waktu dan kesabaran.

Menghadapi Asian Games di Qatar, apakah Foppe mampu menciptakan kejutan dengan PSSI U23 seperti yang dilakukan tim Jong Oranje menjadi juara? Foppe berharap itu bisa terjadi, tetapi pelatih yang terkenal realistis dan mengingatkan bahwa ia mengenal betul pemain-pemain Belanda. Main di klub mana, dan kekuatan serta kelemahan individunya seperti apa. Selain itu Foppe juga mengenal dengan baik lawan-lawannya seperti tim Italia, Spanyol, Ukraina dan Prancis. KNVB memiliki rekaman-rekaman pertandingan tim-tim lawan.

Sedangkan kekuatan bakal lawan di Qatar masih kurang jelas. Bagaimana dengan tim muda Singapura, Suriah dan Iraq yang sama-sama mendiami Grup B yang harus melakukan pertandingan putaran pertama sebelum masuk ke putaran kedua atau final?

Sebagai pegangan bagi Foppe de Haan dan staf pelatih adalah menyiapkan tim Indonesia sebaik mungkin. Menempa fisik menjadi lebih kuat, menumbuhkan mental tidak gampang menyerah, menguasai teknik dengan baik dan memiliki konsep strategi yang baik. Kalau itu bisa dicapai maka PSSI siap dan tinggal saja melihat kemampuan lawannya.

Porsi latihan yang diterapkan pelatih Belanda ini, dirasa oleh para muda Indonesia sebagai terlalu berat. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang pemain yang menyatakan di bulan ketiga ini mereka mulai merasa kelelahan.

Hal ini juga diungkapkan Bambang Nurdiansyah, asisten pelatih PSSI yang mendampingi tim muda Indonesia di Belanda. Mereka harus latihan pagi dan sore dan itu dirasakan cukup berat dan menguras tenaga, demikian ungkap mantan striker PSSI itu. Kekalahan pada pertandingan latihan lawan Oranje U21 itu, katanya, antara lain disebabkan karena keletihan. Bahkan menurut Bambang yang juga punya pengalaman menimba ilmu bola di luar negeri, sebagai orang Melayu tidak terbiasa untuk pergi terlalu lama dari rumah dan jauh dari keluarga. Namun demikian Bambang juga menambahkan bahwa nanti kalau Qatar sudah dekat maka semangat juang akan meningkat kembali.

Memang seperti yang diungkap Foppe, proyek yang dia pimpin ini antara lain bertujuan meningkatkan fisik dan teknik agar menyamai tarap tim-tim atas Asia. Sekarang tinggal kwalitas individu yang masih harus digodok. Kesalahan-kesalahan secara individu yang harus diperkecil. Foppe de Haan mendapat ijin dari Asosiasi Sepakbola Belanda KNVB, untuk mendampingi tim PSSI U23 berlaga di Qatar. Walau demikian kalau melihat lamanya waktu yang dibutuhkan bagi seorang Foppe saja untuk mengajari para muda Indonesia ini, maka layakkah kita kalau menuntut Foppe menyumbangkan prestasi seperti ketika ia mengasuh Jong Oranje menjuarai Piala Eropa?

ET-Ranesi

Pembagian Grup Sepakbola Asian Games 2006



Hasil drawing pembagian grup sepakbola di Asian Games Qatar 2006 di Doha, Kamis 7 September. Seluruhnya ada 30 negara partisipan, namun hanya 24 tim yang bisa berlaga terbagi dalam enam grup. 22 tim sudah lolos langsung ke putaran poule dan dua sisanya masih diperebutkan oleh delapan negara, termasuk PSSI U23 yang harus bermain terlebih dahulu di babak pertama. Hanya setiap juara grup A dab B saja yang lolos ke babak kedua. Dengan demikian jumlah total peserta menjadi 24 kesebelasan.

Delapan negara masih harus berjuang berebut dua tiket putaran kedua, ini disebabkan mereka absen pada Asian Games sebelum-sebelumnya. Indonesia sendiri tergabung di grup B bersama Singapura, Syiria dan Iraq. Juara grup akan bergabung bersama China, Oman dan Malaysia di grup E.

Putaran Kwalifikasi

Grup A - Macau, Kyrgyzstan, Tajikistan, Yordania
Grup B - Indonesia, Iraq, Singapura, Suriah

Putaran Final

Grup A - Qatar, UAE, Uzbekistan, Juara Grup A
Grup B - Korea Selatan, Bahrain, Vietnam, Bangladesh
Grup C - Thailand, Kuwait, Yaman, Palestina
Grup D - Iran, India, Hong Kong, Maldives
Grup E - China, Oman, Malaysia, Juara Grup B
Grup F - Jepang, Korea Utara, Turkmenistan, Pakistan

ET-div

Senin, 11 September 2006

Oranje U21-PSSI U23 3-1

Pertandingan persahabatan antara tim Oranje U21 lawan PSSI U23 Selasa 5 September 2006 di Doorwert, berakhir dengan 3-1 untuk Belanda. Di babak pertama PSSI berhasil menyamakan kedudukan 1-1, namun sayang PSSI gagal memanfaatkan satu tendangan pinalti. Kendali permainan di babak pertama banyak dikuasai tim Oranje dan PSSI tampak ragu dan kurang inspirasi.

Pertandingan mulai seru di babak kedua. Meskipun harus kebobolan dua gol lagi namum PSSI muda asuhan pelatih kondang Belanda, Foppe de Haan itu mulai berani keluar dari lini pertahanan dan menyuguhkan perlawanan berarti.

Foppe de HaanFoppe de Haan mengatakan cukup puas dengan babak kedua, karena tim asuhannya mulai berani kedepan. Ada hal-hal yang menurutnya masih harus dibenahi antara lain kecepatan mengantisipasi bola, putaran bola dan juga melapis rekan pada setiap perebutan bola di udara. Secara keseluruhan sebenarnya Foppe tidak kecewa dengan kekalahan ini, mengingat lawannya adalah seleksi nasional Belanda yang bermain di liga utama. Ini adalah test terberat sejauh ini.

Seorang sumber di tim PSSI menyatakan, kubu muda Indonesia mulai keletihan dengan program latihan berat yang sudah tiga bulan ini dan mulai dijangkiti rasa "homesick". "Sejak tiga minggu ini performa mereka justru mulai mengendur karena latihan berat, kangen makanan, keluarga dan suasana di Tanah Air." Tapi dia sekaligus yakin kalau saatnya mendekati Qatar nanti, mereka akan bangkit lagi.

Galih Sudaryono
Sementara sang kiper Galih Sudaryono: "Kekalahan atas Oranye U21, karena kami di lapangan kurang komunikasi antara pemain."
Latih tanding antara tim muda Indonesia dan Belanda itu digelar di lapangan latihan standar FIFA di kawasan alam yang indah di Doorwert. Selain itu banyak pengamat dan pemburu bakat dari klub-klub bergengsi Belanda datang menyaksikan pertandingan ini. Seperti dari Ajax, ADO Den Haag, NAC Breda dan Roda JC.

Pengamat dan Pemburu Bakat
Dari kiri ke kanan: Direktur Teksnis NAC Breda: Earnest Stewart, Eka, seorang kawan dan pemburu bakat dari ADO Den Haag, Peter Hofstede

Earnest Steward yang mantan pemain timnas Amerika Serikat itu ketika ditanya mengenai performa pemain-pemain PSSI mengatakan, “Ada satu dan dua yang bermain cukup menarik.” Bahkan Steward cukup terkesima dengan penampilan PSSI U23 ini dan percaya di bawah Foppe de Haan, masih akan bisa lebih baik lagi. Steward membandingkan dengan tim PSSI beberapa tahun lalu ketika NAC Breda berkunjung latihan di Indonesia.

Usai Pertandingan
Di Belanda, PSSI U23 ini sedang menjalani masa “magang” selama enam bulan sampai Desember. Mereka dilatih sosok kondang: Foppe de Haan. Pelatih yang mengantarkan timnas Junior Belanda (Jong Oranje ) merebut gelar juara Eropa di Portugal, Juli 2006. Selama di Belanda, PSSI U23 melakukan 60an uji tanding dengan tim-tim yang tersebar di Belanda. Setelah enam bulan berlatih di Belanda, tim muda Indonesia ini diharapkan mampu tampil bermutu di Asian Games di Qatar. ET-Ranesi

Sabtu, 02 September 2006

Nonton PSSI di Belanda



Tim Nasional Indonesia, PSSI usia bawah 23 tahun akan berlatih tanding lawan timnas Belanda, Oranye U21. 

J
ajal kekuatan antara dua tim muda Belanda dan Indonesia ini berlangsung pada Selasa 5 September 2006 di lapangan klub VV DUNO di Doorwerth dekat Wageningen. Pertandingan yang terbuka untuk umum ini dimulai pukul 16:00 waktu Belanda. Bagi Anda yang ingin nonton langsung alamatnya: V.V. DUNO De Waayenberg, W A Scholtenlaan 138, 6865 NA DOORWERTH



Tim Oranye U21, adalah lawan yang berkaliber dan dinilai sebagai tes berat bagi PSSI U23. Tim muda Belanda asuhan Hans Schrijver ini akan menurunkan pemain-pemain unggulan. Bagi PSSI pertandingan ini merupakan bagian dari persiapan menuju ajang Asian Games Desember 2006 di Doha Qatar.

Kamis, 17 Agustus 2006

Klaas-Jan Huntelaar Masa Depan Oranye

Klaas-Jan Huntelaar, striker timnas Belanda membuktikan diri memang cocok sebagai ujung tombak terbaik yang dimiliki Belanda sekarang ini.

Pada pertandingan persahabatan lawan Irlandia, Rabu malam 16 Agustus, Huntelaar tampil cemerlang dan menyumbangkan dua gol langsung serta dua umpan yang menghasilkan gol, mengakhiri kemenangan Oranje atas Irlandia 4-0.



Inilah penampilan Huntelaar pertama dalam pertandingan resmi tim asuhan pelatih Marco van Basten. Latih tanding ini merupakan persiapan bagi Belanda untuk pertandingan kwalifikasi Piala Eropa 2008 di Swiss dan Austria. Bertandang ke Luksemburg 2 September dan empat hari kemudian 6 September di kandang lawan Belarus.


Perhatikan saja: Huntelaar bakal jadi striker tengah untuk masa depan Belanda. Dia punya kecepatan, tendangannya ampuh, cerdik dan punya daya tanduk yang akurat. Perhatikan nama ini!! ET

Selasa, 15 Agustus 2006

Wilkes Legendaris Yang Telah Tiada



"Kita berpisah dengan seorang leghendaris", demikian Direktur Federasi Sepakbola Nasional Belanda, KNVB, Henk Kesler mengenai mantan pebola Faas Wilkes. 

Wilkes tutup usia Selasa pagi lalu dalam usia 82 tahun akibat serangan jantung. "Wilkes adalah salah satu pebola Belanda yang bermain di klub internasional. Ia telah mengangkat persepakbolaan Belanda dalam kancah internasional. Wilkes bermain bola selama 30 tahun. Sebuah karir panjang yang patut dihargai."


Selain bermain untuk klub Belanda, Xerxes, Faas Wilkes juga pernah bermain tiga musim di klub Italia Internazionale Milan dari tahun 1949 s/d 1953 dan memperkuat Valencia dan Levante di Spanyol. Wilkes mengakhiri karirnya pada 1963/64. ET-ANP

Jumat, 28 Juli 2006

Holland Cup 2006

27 Juli 2006
Merah Putih berkibar pada pesta pembukaan Holland Cup 2006 di Grote Markt Almere

Selasa, 25 Juli 2006

Holland Cup Untuk Almere

Untuk Pemda Almere kejuaraan internasional sepak bola junior Holland Cup 2006 merupakan kehormatan dan promosi yang luar biasa. Sejak delapan tahun lalu Holland Cup diboyong ke kota muda yang sedang berkembang pesat ini. Tahun ini Almere baru membuka pusat pertokoan yang mewah dan lengkap. Rumah Sakit dibesarkan tiga kali lipat ukuran sekarang.

Ketika dicetuskan tahun 1986, Holland Cup selalu selenggarakan di Amsterdam. Berhubung ibukota sudah mulai padat dan tidak mampu menampung ribuan sporters dari berbagai negara, maka tahun 1998 dicarikan kota yang punya fasilitas dan banyak penduduk mudanya.

Maka pilihan jatuh pada Almere, kota berpenduduk 180 ribu jiwa ini. Selain karena letaknya yang tidak jauh dari Amsterdam dan mudah dijangkau dari Bandara Schiphol, kota yang 40 tahun lalu masih berupa rawa-rawa itu, punya infrastruktur yang memang perlu diacungi jempol: rapi, nyaman dan mudah dijangkau.

Seperti semboyan yang selalu dibanggakan Almere: "Di titik manapun Anda berdiri, jarak ke bus stop atau stasiun tidak lebih dari 5 menit jalan kaki." Ungkapan ini terkesan sombong dan butuh bukti. Tapi ini memang fakta, kawan.

Untuk bisa sesumbar macam begitu, Almere sejak awal pembangunannya 1967 lalu, sudah memikirkan infrastruktur terlebih dahulu (tol, rel kereta, busway dan jalan khusus sepeda, taman main, pengairan, saluran got bawah tanah, peletakan lorong-lorong kabel-kabel telkom, penghijauan dll), sebelum membangun pemukiman penduduk.

Buat pengunjung Holland Cup ini, tidak bakal kesulitan untuk menggunakan bis umum berpindah dari lokasi pertandingan, ke pusat kota dan ke tempat penginapan. Apalagi kalau bersedia untuk menggayuh sepeda, semuanya serba dekat bisa menerobos jalan tikus khusus sepeda. Almere juga punya sistem langganan dan tarif angkutan umum yang lebih murah dibanding standar tarif yang ditetapkan pemerintah pusat Belanda.

Walau demikian karena usaianya yang belum 40 tahun, maka Almere tidak bisa disebut sebagai kota romantis yang enak untuk pacaran dan sarat tempat dugem di sepanjang bangunan lama dan bersejarah seperti di Amsterdam, Utrecht, Maastrischt atau Den Haag.

Untuk turnamen dan kegiatan yang membutuhkan fungsionalisasi dan pelayanan umum maka Almere adalah kota yang tepat. "Holland Cup memang sudah pas dan harus tetap di Almere." seperti diungkap Walikota Almere Annemarie Joritsma.

ET

Manfaat Holland Cup Untuk Bakat Indonesia

Kejuaraan internasional sepakbola junior Holland Cup 2006 memberikan manfaat buat semua pihak yang berpasipasi:


Untuk organisator, ajang ini merupakan peluang mempromosikan persepakbolaan dan pariwisata Belanda di kancah internasional. Tentunya juga promosi buat para sponsor.

Dengan mengundang 125 klubtermasuk dua klub Asia tahun 2006 ini, maka karakter internasionalnya lebih kuat lagi. Buat para pemain dan persepakbolaan Indonesia ini adalah kesempatan untuk menunjukkan diri bahwa sepak bola Indonesia enggak memble-memble amat.



Selama ini orang-orang Belanda dan Eropa punya anggapan bahwa orang Indonesia enggak becus main bola. Mereka menilai dariabsennya Indonesia di setiap putaran akhir Piala Dunia. Nanti dengan melihat penampilan pemain muda Indonesia (juga dengan hadirnya PSSI U23 di Belanda saat ini), mudah-mudahan pemikiran meremehkan ini bisa berubah.


Sementara itu buat individu pemain dariIndonesia, ini kesempatan untuk menjual diri. "Siapa tahu ada klubEropa yang terkesima dan mengajak gabung?"

Siapa sih yang tidak ingin main di klub macam Ajax Amsterdam, PSV Eindhoven atauFeyenoord Rotterdam? Di samping juga tentunya mengukur taktik dan strategi dengan kawan-kawan seprofesi dari negara lain.


Senin, 24 Juli 2006

Merah Putih Berkibar di Almere Belanda





Di kotaku Almere Belanda berlangsung perhelatan sepak bola junior tingkat internasional, Holland Cup 2006.

Turnamen tahun ke 21 ini diikuti 125 tim dari 15 negara. Untuk pertama kali Holland Cup mengundang dua tim Asia, Saitama FA Select dari Jepang dan MSF Makassar Indonesia.



Upacara pembukaan Kamis 27 Juli pukul 19:45 di Grote Markt jantung kota Almere akan dimeriahkan parade kontingen yang mengusung 15 bendera nasional. Parade akan berurutan berdasarkan huruf alfabet depan nama negara. Saat gilirannya huruf I, maka Merah Putih, bendera kebanggaan Indonesia juga akan berkibar di kota moderen dekat Amsterdam itu. Hidup Indonesia!!


 
Blogger Templates