Semoga Diego mengambil keputusan yang benar ketika pasang badan bahwa keputusan mundur dari Pelita Jaya, murni tanpa ada tekanan. Dengan alasan ingin main di timnas.
Impian mulia, untuk bisa membela timnas negara asal leluhurnya. Setelah merasakan indahnya SEA Games, menjadi idola kaum hawa dan pencinta bola. Menikmati sanjungan bak setengah dewa. Rasa ini berdampak seperti candu. Ia semakin menggebu untuk terus berlaga atas nama Indonesia di pentas dunia dan menikmati popularitasnya. Sepertinya ia sedang menjalani dan menikmati hidup ideal seorang pemain sepakbola.
Mulus
Sampai akhirnya dia harus membuat keputusan berat. Melepaskan diri dari PJ dan mencari klub 'legal.' Sepakbolanda melihatnya Diego sedang berjudi pacuan kuda (kiasan Belanda. Gokken op verkeerde paard). Bertaruh semua harta dan masa depan pada satu kuda yang belum jelas kekuatannya.
PSSI Djohar
Ibaratnya ia milih kuda PSSInya Profesor Djohar. Mungkin dengan pemikiran PSSI ini bisa bertahan lama dan bisa menjalankan program dengan baik. Logikanya memang masuk akal, dengan begitu dia akan terus dipanggil di timnas.
YinYang
Tapi bagaimana kalau PSSI digoyang di tengah jalan. Dan akhirnya berlaku hukum Roda YingYang? Kamu sekarang di atas, besok di bawah. Nanti muncul para pengurus baru PSSI yang punya program baru pula. Hal-hal inilah yang belum difahami pemuda 21 tahun yang belum setahun di Indonesia.
Bagaimana kalau pengurus baru PSSI nantinya berasal dari kalangan yang sekarang tersakiti? Apakah mimpinya akan tetap terrealisasi. Diego tidak sadar dia masuk kubangan yang dia tidak kenali. Kamu suka main dengan yang cantik-cantik, tapi tidak bisa main cantik!
Apapun nantinya, perkembangan ini merupakan preseden bagi para pemain keturunan yang juga berniat memperkuat timnas Indonesia. Joey Suk, Stefano Lilipaly dan lainnya harus hati-hati sebelum keliru memilih kuda pacu!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar