Social Icons

Pages

Jumat, 24 Desember 2010

Indonesia Sudah Menang Sebelum Final


Walaupun tim nasional Indonesia masih harus melakoni final lawan Malaysia 26 dan 29 Desember, namun sepakbola Indonesia sudah menang mutlak. Berkat efek Irfan Bachdim.

Keberhasilan dua pekan turnamen AFF 2010, membawa geliat sepakbola nasional. Tidak seperti biasanya masyarakat luas mendukung timnas yang bermain sangat atraktif di bawah asuhan Alfred Riedl. Cakar Garuda Muda meremas Malaysia 5-1, Laos 6-0, Thailand dan lawan tangguh Filipina di semi-final.

Penampilan gigih Firman Utina dkk, bukan saja digandrungi publik penyuka bola saja tapi juga publik yang sejatinya tidak suka bola. Dunia artis, gadis remaja, ibu rumah tangga yang biasanya cu'ek sama sepakbola, sekarang semua ingin nonton pertandingan. Atau mereka tidak mau ketinggalan manting di depan televisi saat timnas Garuda berlaga.

Munculnya minat publik non-sepakbola ini sebenarnya skor terbesar bagi sepakbola Indonesia. Sepakbola mengguncang sendi-sendi masyarakat Indonesia, getaran ke arah yang baik. Inilah yang diidamkan setiap organisasi, jualan yang laris. Sekarang tinggal melanjutkan saja.

Efek Irfan Bachdim
Luapan minat publik terhadap 'barang dagangan'. Di jejaring sosial Facebook maupun Twitter banyak membincangkan timnas dan teristimewa beberapa pemain muka baru. Irfan Bachdim mendongkrak trending di Twitter dan Facebook memuja penampilan pemain keturunan Belanda-Indonesia itu.

Perhatian publik pada Irfan Bachdim terkesan berlebihan. Dia tidak lebih jangkung dari Yonki Ari Wibowo dan dia tidak lebih tampan dari Firman Utina, tapi semangat juangnya dan keceriannya membuat orang tercuri hati. Publikpun siap berkorban banyak untuk bisa menyaksikan langsung atau tidak langsung idola lapangan.

Ekonomi Membaik
Walaupun Irfan sendiri tidak pernah menduga perhatian yang sebesar sekarang ini, tapi efeknya jelas sangat berharga. Dukungan massal yang tidak bisa dibeli dengan uang. Mendadak burung Garuda hidup lagi dan setiap orang ingin menyandang simbol negara. Lagu-lagu kebangsaan dan patriotis bertemakan garuda diminati lagi. Semua muncul berkat sepakbola.

Secara tidak langsung dukungan massal membawa keuntungan ekonomi bagi persepakbolaan Indonesia. Hasilnya bisa terasa langsung di PSSI yang meraup laba besar dari penjualan tiket stadion, maupun sektor perdagangan merchandising seperti kaos, bendera, syal dan perabot lain fans.


Promosi Sepakbola

Selain itu antusias penonton yang memadati stadion juga menarik perhatian kalangan luar negeri. Dunia menyaksikan pertandingan yang ditanyangkan ke seluruh penjuru dunia, ketika timnas Indonesia bermain rapi dan penontonpun atusias tanpa kericuhan. Nama Indonesia sebagai bangsa ikut terdongkrak dan kesatuan bangsa terbangun. Kesatuan ini semoga bisa meredakan gontok-gontokan dalam tubuh sepakbola Indonesia.

Semoga trend ini tetap berlanjut pasca turnamen AFF 2010 ini. Secara jangka panjang, bocah-bocah kecil di kota maupun di daerah akan terangsang menjadi pemain sepakbola dan menjadi Bambang Pamungkas dan Markus Horison masa depan.

Magnit
Klub-klub di Indonesia bisa melihat rumus yang bisa meningkatkan minat para kalangan non-penyuka bola berkunjung ke stadion dan merogoh dompet mereka. Ada baiknya mencari 'magnit' baru untuk menciptakan efek Irfan Bachdim.

Di Belanda ada beberapa klub liga utama yang kesulitan finansial, antara lain karena mereka hanya punya pendapatan sponsor dan karcis dari pertandingan sekali sepekan saja. Mereka sedang berusaha keras menggaet publik non-bola yang datang ke stadion karena efek Irfan Bachdim.

Sekarang sepakbola Indonesia sudah seperti singa yang bangkit dari tidurnya. Sudah bertahun-tahun tidak ada geliat, disebabkan sepakbola mendapat imej sebagai olahraga yang tidak profesional dan sering diwarnai kekerasan. Indonesia sudah meraih kemenangan, sekalipun nanti kalah dari Malaysia.

Sumber: Ranesi

Rabu, 22 Desember 2010

Van der Maarel si Indo yang Cerdas


Pemain belakang FC Utrecht, Mark van der Maarel mendapat perpanjangan kontrak dua tahun. Pemain keturunan Indonesia ini diikat di klub kota Belanda tengah sampai musim panas 2013. Kontrak ini juga membuka kemungkinan perpanjangan dua tahun lagi.

Pemain berbakat 21 tahun, yg juga sering memperkuat Jong Oranje ini diidamkan jadi pilar penting di pertahanan kanan, masa depan FCUtrecht. Van der Maarel disorot publik bola Indonesia karena secara teori bisa menjadi WNI karena ibunya lahir di Indonesia.

Pemuda berukuran 186 cm dan berat 78 kgr ini bisa dikatakan "si jenius". Menurut djenol, dia adalah sedikit dari pemain bola di Belanda yang mampu bermain di liga tertinggi dan sekaligus akan meraih gelar sarjana di Universitas Amsterdam.

Acara televisi Belanda, menganalisa cara permainan Van der Maarel yang sangat efektif. "Dia tahu kapan harus membantu serangan dan kapan harus bertahan. Dia mencari pemecahan yang paling tepat!" Ujar Jan van Hals pengamat ulung Belanda. Kalau saya jadi pelatih FC Utrecht akan ku pertahankan dia, imbuh Van Hals.


Untuk keturunan Indonesia, dia yang saat ini mainnya di level paling tinggi, Eredivisi.(djenol)

Rabu, 15 Desember 2010

Irfan Bachdim Punya Mimpi Lain

Selain ingin memperkuat timnas Indonesia di kancah Asia dan Piala Dunia, Irfan Bachdim ternyata masih punya satu lagi mimpi. Ia ingin membantu anak-anak tidak mampu di Indonesia. Kalau banyak duit ingin mempersembahkan uang kepada ortu untuk membangun panti asuhan di Indonesia.

Ungkapan Irfan itu tertuang pada tayangan televisi Belanda dua tahun lalu. Acara ini menyorot Irfan Bachdim dalam serial 12 bakat FC Utrecht. Program hampir setengah jam ini berjudul Forza Utrecht dan ditayang pada paroh 2008 di Belanda.

Berikut ini video dalam bahasa Belanda menampilkan seri I. Irfan dan Sebastiaan, dari FC Utrecht menuturkan karir sepakbola dari awal hingga akhir menjelang kontrak prof di Utrecht. Pada akhirnya hanya Irfan yang mendapat kontrak, tapi pun setelah setahun tidak diperpanjang.

Cerita sekarang Desember 2010, semua orang sudah tahu. Irfan ke HFC Haarlem tapi bangkrut dan akhirnya ke Indonesia. Mulanya ditolak Persib dan Persija awal 2010, dan lewat Charity Games paroh 2010 akhirnya Irfan dapat kontrak di Persema dan sekarang menjadi salah satu idola di timnas Indonesia.

Get Microsoft Silverlight
Of bekijk de flash versie.


Impian menjadi bagian skuad Garuda sudah menjadi kenyataan. Tapi Irfan Bachdim masih punya satu lagi mimpi. Ingin berbuat untuk anak-anak Indonesia.

Anak-anak
Pada time code 18'00 Irfan: "Suatu ketika saya ingin berbuat sesuatu untuk anak-anak. Saya bisa mengajak mereka berolahraga. Sebab apa yang anak sekarang lakukan (tidak bergerak red.) hanya nonton televisi, dengan camilan di tangan. Main komputer dan games dll. Itu sangat disayangkan. Saya benar-benar ingin berbuat untuk remaja."

Cita-citanya ingin mempersembahkan sejumlah uang untuk membangun panti asuhan di Indonesia. Di 18:30 "Ayah saya juga punya impian untuk membantu anak-anak di Indonesia."

Bermula dari pengalaman sang ayah Noval Bachdim: "Dua tahun lalu saya ke Indonesia sendiri (2006 red.) Ketika sedang naik bis, ada anak kecil menepuk saya dari belakang dan menyodori secarik kertas bertuliskan 'tolong bantu saya untuk membayar uang sekolah'. Sejak saat itu saya berjanji, kalau suatu saat punya uang, saya ingin membangun panti asuhan untuk anak-anak yang menurut saya sangat membutuhkan."

Di time code 19':11" Irfan mengatakan: "Kalau suatu ketika saya punya pendapatan yang banyak, saya akan mempersembahkan uang kepada ayah supaya dia bisa membangun panti asuhan di Indonesia. Dengan begitu saya juga bisa membantu anak-anak di Indonesia."

Berhati Mulia
Ternyata Irfan bukan saja seorang yang berpenampilan menarik dan mahir mengolah si kulit bundar. Dia ternyata punya rasa nasionalisme yang lebih dalam daripada hanya menyanyikan "Indonesia Raya" menjelang pertandingan. Dia juga memikirkan masa depan negeri tercintanya, lewat generasi mudanya. Silakan Irfan, ajak adik-adik di Indonesia mencintai sepakbola, olah raga dan negara mereka!!

Rabu, 06 Oktober 2010

Gak Yakin Trio Belanda Main Lawan Uruguay

Tiga pebola Belanda keturunan Indonesia berlatih bersama timnas Merah Putih mempersiapkan laga persahabatan lawan Uruguay dan Maladewa. Tidak jelas apakah mereka benar-benar bisa merumput.


Kendala utama masih saja soal paspor. Jhon van Beukering, Tobias Waisapy dan Raphael Maitimo berkewarganegaraan Belanda. Mereka sudah beberapa kali berlatih bersama timnas asuhan Alfred Ridl. Menurut aturan FIFA, mereka tidak bisa dipasang dalam laga resmi.
Konon untuk pertandingan persahabatan seperti lawan Uruguay dan Maladewa paspor tidak akan menjadi hambatan. Walaupun terdengar aneh, namun berbagai sumber di Indonesia menyebut pelatih Ridl dan ketua BTN, Iman Arif tetap akan memasang pemain keturunan. Sementara kubu PSSI yang dikomandoi Nugraha Besoes tidak ingin bermasalah dengan FIFA.

Point FIFA
Resiko yang kemungkinan ditanggung Indonesia ketika memasang pemain 'asing' adalah hilangnya pengumpulan poin untuk ranking FIFA. Iman Arif dan Ridl yang menemui Van Beukering dan Waisapy jelas sangat ingin menaikan kwalitas timnas dan tidak ingin kehilangan muka karena sudah terlanjur memberi harapan pada tiga pemain ini.

Kubu Iman tentu saja didukung pencinta sepakbola nasional yang sudah haus akan suntikan baru di timnas. Selain itu para pemain asing yang sudah meluangkan waktunya, merubah jadwalnya untuk bisa berkontribusi untuk tanah leluhurnya.

Tapi siapa yang lebih unggul dalam tarik menarik ini kita baru bisa saksikan Jum'at malam. Apakah Van Beukering, Waisapy atau Maitimo yang merumput untuk timnas Indonesia. Atau tiga-tiganya atau 0 besar.

Senin, 27 September 2010

RTVOost Wawancara Jhon van Beukering

Jhon van Beukering lahir 29 September 1983 di Velp adalah pemain sepakbola keturunan Indonesia-Belanda. Saat ini ia memperkuat klub Go Ahead Eagles dari Deventer, dengan kontrak amatir. Sebelumnya Van Beukering pernah memperkuat Vitesse Arnhem, FC Zwolle, De Graafschap dan N.E.C.

Media Indonesia dan Belanda, serta kalangan mencinta sepakbola sangat ingin tahu apakah Van Beukering benar-benar bisa bermain dengan timnas Indonesia.

Pada 23 September ia diwawancara TVOost mengenai tawaran baru dari delegasi sepakbola Indonesia, PSSI.

Get Microsoft Silverlight

Beriku ini terjemahaan wawancara dengan Jhon van Beukering.

Wartawan [W] Saya bersama dengan pemain nasional Indonesia, selamat ya!?

Jhon van Beukering [JvB]: hehehe .. terima kasih. Benar sekali, tapi masih harus menunggu pertandingan resmi. Tapi kemarin mereka (wakil PSSI) datang ke sini Go Ahead (stadion Go Ahead Eagles red.). Mereka bilang ingin mengajak saya bergabung tanggl 8 dan 12 Oktober. Sekarang saya masih menunggu surat panggilan resminya.

W: Nanti mendapat lawan-lawan yang menarik?

JvB: Memang, Uruguay dan Honduras. Mereka lawan yang lumayan bagus, Uruguay urutan empat di Piala Dunia 2010. Honduras juga bagus, kalau tidak salah. Jadi, pertandingan yang menarik.

W: Sebelumnya kamu juga sudah dipanggil untuk gabung dengan timnas Indonesia (2009), tapi gagal ya?

JvB: Benar, karena saya sudah pernah memperkuat Jong Oranje. Waktu itu kalau sudah sekian banyak memperkuat kesebelasan junior satu negara, maka tidak boleh ikutan lagi negara lain. Tapi ternyata aturan itu sudah berubah. Jadi saya nantikan saja, bagaimana hasilnya.

W: Apa yang kamu tahu tentang kesebelasan nasional itu (timnas Indonesia red.)?

JvB: Sejujurnya, hanya sedikit. Kebanyakan bermain di liga Indonesia sendiri. Ditambah beberapa pemain dari Belanda, atau yang pernah bermain di liga Belanda.

W: Apa ikatan kamu dengan negara itu? (Indonesia red.)

JvB: Kakek dan nenek saya berasal dari sana. Separoh kakak ibu saya lahir di sana. Jadi, sangat menarik untuk melihat bagaimana situasi di sana.

W: Kami merasa lebih sebagai orang Belanda atau Indonesia?

JvB: Tentu saja saya lebih sebagai orang Belanda. Seumur hidup saya di sini. Tapi tentu saja saya juga ingin melihat sisi lain (dari saya red.)

W: Kamu sudah beberapa kali memperkuat tim junior Oranje, tapi kemungkinan dipanggil di tim senior sangat kecil kan?!

JvB: Tentu saja kita harus realisitis. Kalau ada tawaran semacam ini (dari Indonesia red.) harus disambut dengan dua tangan terbuka.

W: Sampai dengan pertandingan persahabatan (8 Oktober lawan Uruguay di Jakarta red.), GO Ahead Eagles masih menjalani dua pertandingan kompetisi. Besok malam lawan RKC, apa harapan kamu?

JvB: Itu adalah pertandingan yang penting, karena kami sudah dua kali menelan kekalahan, jadi sudah saatnya kita menang lagi. Harus siap dari awal, dan kemungkinan jadi pertandingan seru, besok.

W: Apakah kamu akan dipasang besok?

JvB: Saya tidak tahu, kamu harus tanya sama pelatih. Itu bukan wewenang saya, jadi saya tidak tahu.

Sayang sekali Go Ahead Eagles teamnya Van Beukering kalah lagi dari RKC Waalwijk pada pertandingan tingkat atas Liga Jupiler 3-1.

Rabu, 13 Januari 2010

Lima Ujian Buat Irfan Bachdim

Pemain sepak bola berbakat keturunan Belanda-Indonesia menjajal rumput Indonesia. Tetapi sebelum betulan berlaga, wartawan RNW Eka Tanjung mengujinya dengan LIMA tantangan.

Sabtu, 09 Januari 2010

Tuntut Jam Terbang Demi Piala Dunia


Januari ini, bursa pemain Eropa sangat marak. Pemain Oranje mencari kesempatan berpidah klub agar bisa bermain rutin dan memperbesar peluang ikut tim Oranje ke Piala Dunia.


Bursa trasfer pemain di Eropa buka mulai tanggal 2 Januari hingga 1 Februari pukul 24:00. Selama sebulan ini ramai terjadi negosiasi dan perpindahan pemain dari satu klub ke yang lain. Tahun ini bursanya lebih seru karena beberapa bulan lagi berlangsung perhelatan akbar Piala Dunia Sepakbola, impian setiap insan bola.

Dari si Hendri Mulyadi di Jakarta sampai Samuel Eto'o di Nkon Kamerun, merindukan bisa terlibat Piala Dunia. Sebagai pemain, pelatih ataupun penggembira di depan layar televisi. Bintang-bintang seperti Ruud van Nistelrooy, Klaas Jan Huntelaar, Arjen Robben dan lainnya juga mendambakan bisa ikut serta sebagai pemain timnas Belanda di Afrika Selatan paruh tahun ini.

Syarat Oranje
Bermain di Oranje berlaku seleksi ketat. Nama besar saja belum menjamin lolos seleksi. Seperti Marco van Basten pendahulunya, pelatih Oranje Bert van Maarwijk juga mensyaratkan pemain yang punya jam terbang tinggi di klubnya. Harus rutin bermain dan tentu saja dengan performa yang bagus.

Persayaratan ini disadari betul oleh para pemain Belanda. Mereka yang sering absen karena kelamaan diparkir di bangku cadangan, jelas harus berbuat sesuatu agar bisa bermain rutin di klub. Seperti Klaas Jan Huntelaar dan Ruud van Nistelrooy:

Mengcancam
Klaas Jan Huntelaar, jarang dipasang di klubnya AC Milan. Awal Januari menyampaikan keluhannya kepada pihak pimpinan klub, terlalu sedikit diberi jam main. Bahkan Radio Nederland menangkap sinyal bahwa Huntelaar siap hengkang dari Milan kalau tidak dikasih kesempatan membuktikan kebolehannya memproduksi gol.

Keluhan dan ancaman Klaas Jan berdampak positif. AC Milan menyatakan tidak berniat menjual Huntelaar. Beberapa hari kemudian ia akhirnya diturunkan juga setengah jam walaupun hanya sebagai cadangan, lawan Genoa.

Pamor di Inggris
Lain lagi dengan Ruud van Nistelrooy yang boleh pergi dari klubnya Real Madrid. Ia sudah kelamaan menghuni bangku cadangan. Enam bulan terakhir dia hanya main satu kali saja di Madrid. Terlalu sedikit untuk bisa meyakinkan Bert van Maarwijk.

Van Nistelrooy pekan-pekan pertama Januari adalah pemain Belanda yang paling sering disebut di bursa transfer Eropa. Namanya sempat disangkutkan dengan Arsenaal, Tottenham Hotspur, dan juga klub papan bawah Stoke City. Semuanya dari Inggris.

Tampaknya klub-klub Premier League masih terkesima dengan pamor 'Van the Man' si topscorer di era Manchester United dulu. Bahkan Stoke City yang secara keuangan tidak terlalu kaya, berani menjanjikan 100% Van Nistelrooy bisa maen rutin.

Sekarang tinggal si pemainnya sendiri yang harus membuktikan kwalitasnya dan berkonsultasi dengan pelatih nasional Belanda, Bert van Maarwijk. Karena akhirnya dia pula yang harus meramu para bintang sepakbola ini jadi tim tangguh yang mampu membawa gelar juara Piala Dunia ke Negeri Kincir Angin ini.

Irfan Bachdim ke Bandung


Sabtu 9 Januari 2010, Irfan Bachdim terbang 'pulang' ke Tanah Air. Dia mencari klub Liga Indonesia. Mantan pemain FC Utrecht ini ingin mewujudkan cita-citanya main di timnas RI.

Tujuan pertama Irfan dan sang ayah, Noval adalah Bandung. Sabtu mereka naik pesawat Malaysian Airlines, lewat Kuala Lumpur ke Jakarta. "Pertama-tama menginap di hotel dulu dan menjumpai perwakilan Persib," kata Noval Bachdim ketika dijumpai di bandara Belanda, Schiphol. Ia mendampingi Irfan selama tiga pekan.



Jum'at siang, Sepakbolanda menjumpai Irfan Bachdim di rumah kawannya di Amsterdam. Di lapangan rumput yang putih rata dilapisi salju setebal 5 cm itu, pemain bola blasteran Belanda-Indonesia itu menyediakan waktu untuk berbincang dan membuat film pendek dengan team Sepakbolanda dan RNW.




SemangatIrfan muncul dengan rambut cepak, dan matanya yang hijau muda menambah penampilannya lebih segar dan muda. Ia sudah tidak sabar lagi menunggu hari Sabtu, keberangkatannya ke Indonesia. Ia akan ditemani ayahnya Noval Bachdim. Sementara itu manager sekaligus kakaknya, Fardy Bachdim akan menyusul beberapa hari kemudian, karena dia masih ada urusan promosi pemain lain di Italia.

FrustasiPerbincangan ramah itu dibuka dengan topik pertandingan Timnas PSSI lawan Oman, yang tidak memuaskan. Kembali fans Indonesia harus menelan pil pahit, kalah 2-1. Ditambah lagi dengan fenomena fans Hendri Mulyadi yang turun lapangan, karena frustasi dengan prestasi tim kebanggaannya.

Betapa sangat ironis jika Oman, negara kerdil berpenduduk hanya 3 juta saja bisa mengalahkan Indonesia, sebuah negara raksasa bermuatan 230 an juta jiwa. 

Pemain "Asing"
Kami sependapat bahwa tidak banyak yang berani mengungkap kekecewaan seperti dilakukan Hendri ini. Tapi pencinta bola Indonesia sependapat bahwa kini saatnya PSSI berbuat sesuatu untuk memperbaiki prestasi. Terpuruk di Sea Games, menyisakan rasa malu sepak bola "Merah Putih." Sudah sekian lama dicoba dan banyak cara ditempuh namun sepertinya sepak bola adalah kutukan bagi Indonesia. 


Nama pemain-pemain asing berdarah Indonesia mulai disebut-sebut sebagai salah satu cara meningkatkan daya serang dan semangat bola Indonesia. Radja Nainggolan, Sergio van Dijk, Donovan Partosoebroto dan juga Irfan Bachdim.

Ada Yang Mau?
Seperti yang kebetulan saja mulai 10 Januari 2010 ini salah satu bakat pesepakbola keturunan Indonesia 'pulang' ke Tanah Airnya. Ia membawa cita-cita, ingin ikut memajukan sepak bola di negaranya. Ingin bermain di liga Indonesia. "Supaya terdaftar di AFC dan berhak main di timnas Indonesia."

 
Prestasi timnas RI yang melempem dan keinginannya yang kuat untuk menjajal kompetisi di Indonesia menguatkan niat pemuda berpaspor Indonesia itu untuk segera bisa merumput. Namun masih menjadi pertanyaan apakah ada klub Indonesia yang mau menampung pemuda 'asing' kelahiran Amsterdam 11 Agustus 1988 ini?
 
Blogger Templates