Walaupun tim nasional Indonesia masih harus melakoni final lawan Malaysia 26 dan 29 Desember, namun sepakbola Indonesia sudah menang mutlak. Berkat efek Irfan Bachdim.
Keberhasilan dua pekan turnamen AFF 2010, membawa geliat sepakbola nasional. Tidak seperti biasanya masyarakat luas mendukung timnas yang bermain sangat atraktif di bawah asuhan Alfred Riedl. Cakar Garuda Muda meremas Malaysia 5-1, Laos 6-0, Thailand dan lawan tangguh Filipina di semi-final.
Penampilan gigih Firman Utina dkk, bukan saja digandrungi publik penyuka bola saja tapi juga publik yang sejatinya tidak suka bola. Dunia artis, gadis remaja, ibu rumah tangga yang biasanya cu'ek sama sepakbola, sekarang semua ingin nonton pertandingan. Atau mereka tidak mau ketinggalan manting di depan televisi saat timnas Garuda berlaga.
Munculnya minat publik non-sepakbola ini sebenarnya skor terbesar bagi sepakbola Indonesia. Sepakbola mengguncang sendi-sendi masyarakat Indonesia, getaran ke arah yang baik. Inilah yang diidamkan setiap organisasi, jualan yang laris. Sekarang tinggal melanjutkan saja.
Efek Irfan Bachdim
Luapan minat publik terhadap 'barang dagangan'. Di jejaring sosial Facebook maupun Twitter banyak membincangkan timnas dan teristimewa beberapa pemain muka baru. Irfan Bachdim mendongkrak trending di Twitter dan Facebook memuja penampilan pemain keturunan Belanda-Indonesia itu.
Perhatian publik pada Irfan Bachdim terkesan berlebihan. Dia tidak lebih jangkung dari Yonki Ari Wibowo dan dia tidak lebih tampan dari Firman Utina, tapi semangat juangnya dan keceriannya membuat orang tercuri hati. Publikpun siap berkorban banyak untuk bisa menyaksikan langsung atau tidak langsung idola lapangan.
Ekonomi Membaik
Walaupun Irfan sendiri tidak pernah menduga perhatian yang sebesar sekarang ini, tapi efeknya jelas sangat berharga. Dukungan massal yang tidak bisa dibeli dengan uang. Mendadak burung Garuda hidup lagi dan setiap orang ingin menyandang simbol negara. Lagu-lagu kebangsaan dan patriotis bertemakan garuda diminati lagi. Semua muncul berkat sepakbola.
Secara tidak langsung dukungan massal membawa keuntungan ekonomi bagi persepakbolaan Indonesia. Hasilnya bisa terasa langsung di PSSI yang meraup laba besar dari penjualan tiket stadion, maupun sektor perdagangan merchandising seperti kaos, bendera, syal dan perabot lain fans.
Promosi Sepakbola
Selain itu antusias penonton yang memadati stadion juga menarik perhatian kalangan luar negeri. Dunia menyaksikan pertandingan yang ditanyangkan ke seluruh penjuru dunia, ketika timnas Indonesia bermain rapi dan penontonpun atusias tanpa kericuhan. Nama Indonesia sebagai bangsa ikut terdongkrak dan kesatuan bangsa terbangun. Kesatuan ini semoga bisa meredakan gontok-gontokan dalam tubuh sepakbola Indonesia.
Semoga trend ini tetap berlanjut pasca turnamen AFF 2010 ini. Secara jangka panjang, bocah-bocah kecil di kota maupun di daerah akan terangsang menjadi pemain sepakbola dan menjadi Bambang Pamungkas dan Markus Horison masa depan.
Magnit
Klub-klub di Indonesia bisa melihat rumus yang bisa meningkatkan minat para kalangan non-penyuka bola berkunjung ke stadion dan merogoh dompet mereka. Ada baiknya mencari 'magnit' baru untuk menciptakan efek Irfan Bachdim.
Di Belanda ada beberapa klub liga utama yang kesulitan finansial, antara lain karena mereka hanya punya pendapatan sponsor dan karcis dari pertandingan sekali sepekan saja. Mereka sedang berusaha keras menggaet publik non-bola yang datang ke stadion karena efek Irfan Bachdim.
Sekarang sepakbola Indonesia sudah seperti singa yang bangkit dari tidurnya. Sudah bertahun-tahun tidak ada geliat, disebabkan sepakbola mendapat imej sebagai olahraga yang tidak profesional dan sering diwarnai kekerasan. Indonesia sudah meraih kemenangan, sekalipun nanti kalah dari Malaysia.
Sumber: Ranesi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar