KeSURINAMEan, atau latar belakang Suriname yang kental pada mayoritas skuad Jong Oranje asuhan Foppe de Haan sempat menjadi sorotan. Bukan karena prestasinya atau warna kulit mereka yang kebanyakan gelap. Foppe pernah menurunkan delapan dari 11 pemainnya yang berdarah Suriname.
Ini tentu saja memberikan gambaran yang mencolok, apalagi bagi penonton awam. Seperti tetangga saya yang kurang mengikuti bola, ketika mampir kerumah pinjam mesin bor, melirik televisi sambil bergumam: "Kok tim Oranje hitam semua pemainnya?" Aku ampuni kebegoan pertanyaannya, karena memang dia tidak "faham" bola.
Ini tentu saja memberikan gambaran yang mencolok, apalagi bagi penonton awam. Seperti tetangga saya yang kurang mengikuti bola, ketika mampir kerumah pinjam mesin bor, melirik televisi sambil bergumam: "Kok tim Oranje hitam semua pemainnya?" Aku ampuni kebegoan pertanyaannya, karena memang dia tidak "faham" bola.
Polemik antara Oranje dan Hitam ini muncul menguat justru ketika tim Jong Oranje U21 jadi juara dam naik ke tribun VIP untuk menerima piala dari Boss UEFA, Platini. Empat dari pemain asal Suriname membawa bendera Suriname yang tampak mencolok. Jelas kalangan fanatik Belanda bertanya-tanya : "mengapa mereka membawa bendera Suriname, bukankah mereka bermain untuk Belanda?"
Termasuk pelatih Foppe sendiri juga berpendapat sebenarnya bendera Suriname itu tidak pada tempatnya dibawa-bawa. Namun apa boleh buat, karena mereka bermain untuk Belanda, tapi apa salahnya untuk mengingat roots nya. Diskusi tentang Bendera masih terus menggelinding di Belanda ini, sejauh mana pamain etnik asing yang membela Belanda boleh membawa simbol negara asalnya? Jelas ini akan berbuntut, bagaimana menurut Anda sendiri bagaimana?
Bolehkah umpamanya atlit lari kelahiran Dilli Timor Leste yang memperkuat RI, membawa bendera Timor Leste ketika menerima medali Perak dalam kejuaraan ASEAN? ET-div
Tidak ada komentar:
Posting Komentar