Radio Nederland menurunkan analisa menarik mengenai nasib Wim Rijsbergen di Indonesia.
Posisi Wim Rijsbergen makin sulit dipertahankan, menyusul kekalahan timnas Indonesia dari Iran dan Bahrain. Berbagai pengamat di Belanda sudah memprediksinya. Sebuah Opini!
Situs Sport1 menulis: "Piala Dunia terlalu jauh buat Wim Rijsbergen. Setelah dua kekalahan di kwalifikasi PD2014. Indonesia menduduki juru kunci grup E."
Sejak penunjukannya jadi pelatih timnas Indonesia paroh Juli 2011, pengamat dan media di Belanda sudah menyangsikan kecocokan antara pelatih asal Belanda ini dengan timnas Indonesia.
Wim terlalu singkat berada di Indonesia untuk bisa melakukan persiapan dengan baik, itulah yang mendasari berbagai pendapat. Masalah waktu ini tampak dalam persiapan yang mepet dalam menemukan lawan tanding untuk timnas. Rencana latihan lawan Malaysia, Korea Utara, Oman beruntun batal dan pada saat terakhir.
Emosi
Soal lain adalah bahasa dan budaya. Sebagai orang 'baru' yang menukangi timnas, Rijsbergen kurang faham dengan ikatan emosi skuad Merah Putih dengan fans dan politik. Tanggapan negatif tentang penampilan skuad Garuda pasca laga kontra Bahrain langsung menyulut emosi publik Indonesia. Masyarakat bola tidak mau terima, meneer dari Belanda itu mengatakan "Yang bermain tadi bukan timnas saya."
Walaupun ungkapan itu sudah sering kita dengar dari mulut pelatih usai jumpa pers di Belanda dan Eropa. Di Belanda ungkapan itu berarti: "Saya tidak mengenali permainan skuad itu. Mereka tidak menjalankan instruksi taktik yang saya harapkan."
Lebih seru bisa dibaca: Radio Nederland
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar